Rabu, 20 Februari 2013

Keunggulan Tanaman Kelengkeng Jenis Ping Pong



Seperti buah lainnya, kelengkeng juga mempunyai banyak varian. Salah satu yang mulai populer di Tanah Air adalah kelengkeng pingpong. Selain manis, daging buahnya juga lebih tebal. Karena kelebihannya itu, banyak orang tertarik membudidayakannya. Usaha pembibitan kelengkeng jenis ini kian menjanjikan.

Buah kelengkeng termasuk buah yang paling digemari di Indonesia. Rasanya yang manis membuat buah berkulit cokelat ini digemari banyak orang. Selain berbentuk bulat kecil seperti kelereng yang banyak ditemukan di pasar, ada juga jenis buah kelengkeng berukuran jumbo.

Kelengkeng jumbo ini dinamakan kelengkeng pingpong. Bentuknya sama-sama kelengkeng, tapi rasanya lebih manis dengan buah daging yang lebih tebal.

Sayang, pasokan kelengkeng asal Thailand dan Vietnam ini masih minim di pasaran. Sementara ini, pasokan kelengkeng pingpong baru bisa ditemukan di pasar-pasar swalayan. Itu pun jumlahnya masih sangat terbatas.

Maklumlah, hingga kini belum banyak yang petani yang membudidayakan kelengkeng jenis ini dalam skala besar. Padahal, kelengkeng pingpong layak untuk dikembangkan dan dijadikan alternatif lain di samping jenis kelengkeng yang telah ada di pasaran.

Salah seorang petani yang sudah mulai membudidayakan kelengkeng jenis ini adalah Sudarwito. Di bawah bendera usaha Sogol Agro Nursery, ia berhasil meraup omzet tebal dari usaha pembibitan kelengkeng ini.

Merintis usaha sejak 2005 silam, pembudidaya bibit kelengkeng dari Kabupaten Pati, Jawa Tengah itu membawa pulang omzet sekitar Rp 2 juta per hari, atau sekitar Rp 60 juta per bulan. Laba bersihnya cukup besar, mencapai 75% dari omzet.

Menurutnya, biaya operasional usaha ini terbilang minim. "Kita hanya perlu pupuk dan perawatan saja," kata pria yang akrab di sapa Totok ini.

Untuk lahan pembibitan juga tidak perlu terlalu luas. Totok sendiri hanya melakukan pembibitan di lahan seluas satu hektare (ha). Lahan seluas itu cukup untuk menampung sekitar 1.000 batang bibit kelengkeng pingpong.

Bibit tersebut memiliki tinggi mulai dari 50 centimeter (cm) hingga ukuran 2 meter (m). Untuk bibit yang masih berukuran 2 cm dibanderol Rp 35.000 per batang. Sedangkan ukuran dua meter dijual seharga Rp 2 juta.

Peminat bibit kelengkeng pingpong tersebar di berbagai daerah, seperti Jawa Tengah, Jakarta, dan Kalimantan. Totok bilang, prospek usaha pembibitan lengkeng pingpong masih cerah. Sebab, peminat bibit asli Vietnam dan Thailand tersebut masih sangat banyak. "Tren kelengkeng pingpong terus berkembang," kata Totok.

Di sisi lain, produktivitasnya tergolong tinggi karena terus berbuah sepanjang masa. "Jadi tidak ada musimnya. Satu pohon kelengkeng pingpong bisa menghasilkan buah sekitar 10 kilogram (kg) per bulan," jelas Totok.

Meski masih menjanjikan, Totok mengakui, tingkat persaingan bisnis pembibitan kelengkeng pingpong semakin ketat. Demi menjamin kepuasan konsumen, Totok memberikan garansi selama dua bulan setelah pembelian bibit. "Kalau dalam jangka waktu dua bulan tanaman mati, kami akan berikan gantinya," imbuhnya.

Sukses berbisnis bibit kelengkeng pingpong juga dirasakan Wiwik Wijayahadi, pemilik Leira Fruit di Yogyakarta. Lelaki 44 tahun ini telah berjualan bibit kelengkeng pingpong sejak 10 tahun lalu.

Dalam sebulan, ia bisa menjual 200 batang bibit dengan omzet sekitar Rp 20 juta per bulan. Bibit yang dijualnya berukuran 50 cm-60 cm dengan harga Rp 50.000 - Rp 100.000 per batang.

Menurut Wiwik, kelengkeng pingpong cocok ditanam di daerah tropis. Sebab, kelengkeng jenis ini tergolong tahan terhadap sengatan matahari. Makanya, banyak orang berminat membudidayakan buah maupun bibit kelengkeng ini.

Selain itu, tanaman ini juga sudah bisa dipanen kurang dari setahun sejak bibit ditanam. Wiwik mengklaim, bibit yang dijualnya adalah bibit unggul. Jika dikembangkan secara baik, bibit tersebut bisa menghasilkan buah lengkeng pingpong berkualitas.

"Sekitar 50% pertumbuhan kelengkeng pingpong ditentukan dari bibit, sisanya dari lingkungan dan cara menanamnya," jelasnya.

Sejauh ini, ia hanya melayani permintaan konsumen yang sekadar untuk hobi dengan pesanan yang minim. "Tapi jika diseriusi bisnis ini sangat bagus," ucapnya.

Referensi : http://pertanianjanabadra.webs.com

Minggu, 27 Januari 2013

Cara Beternak Jangkrik dengan SOC


Cara Beternak Jangkrik dengan SOC
TERNAK JANGKRIK...KECIL TAPI MENGUNTUNGKAN
Bagaimana Cara Beternak Jangkrik yang gampang dan mudah.ternak jangkrik merupakan suatu komoditi dan jenis usaha yang cukup menjanjikan bagi anda yang senang dengan memelihara jangkrik atau ingin membuka peternakan jangkrik yang pasarannya cukup menjanjikan, ini saya lihat dari pengalaman teman saya yang hanya iseng – iseng ternak jangkrik ini, padahal pertama sekali sang teman hanya suka memelihara burung aduan, oleh karena harga jangkrik yang begitu mahal untuk makanan burung, maka sang teman pun mencari alternatif lain yakni mencoba memelihara dan ternak jangkrik untuk umpan sang burung, nah kali ini saya hanya membagi informasi yang saya dapatkan di internet mengenai bagaimana Cara Beternak Jangkrik tersebut.

Penyebaran jangkrik di Indonesia adalah merata, namun untuk kota-kota besar yang banyak penggemar burung dan ikan, pada awalnya sangat tergantung untuk mengkonsumsi jangkrik yang berasal dari alam, lama kelamaan dengan berkurangnya jangkrik yang ditangkap dari alam maka mulailah dicoba untuk membudidayakan jangkrik alam dengan diternakkan secara intensif dan usaha ini banyak dilakukan di kota-kota di Pulau Jawa.

Berikut ini langkah-langkah Cara Beternak Jangkrik .
1.      Membuat kandang.
·         Kandang terbuat dari kayu tripleks atau kardus bekas berukuran 100cm x 60cm x 30cm bisa menampung 4.000 ekor jangkrik. Dan kotak ini bisa digunakan 4-5 kali. Atap kandang dilapisi koran atau daun kelapa/daun pisang/daun jati/daun tebu/serabut kelapa.
·         Bahan yang dibutuhkan:
-          Lakban besar dengan permukaan licin4 buah.
-          Lem kertas putih 4 buah.
-          Serbuk gergaji 2 plastik.
-          Lis kayu/bambu 40+40.
-          Pendukung pertumbuhan atau rumah jangkrik adalah tempat merambat dan nangkring jangkrik berupa empat lengkungan baik besar dan delapan lenkungan kecil yang dibentuk seperti kerangka besi sebuah payung.

2.      Penetasan telur
-          Telur jangkrik dimasukkan ke dalam kain lembab. Telur akan menetas 2-3 hari kemudian. Setiap 400 gram telur akan menghasilkan 80 kg jangkrik umur 35 hari (1 kg jangkrik kurang lebih 1.000 ekor).

-           Bahan yang dibutuhkan:
Ø  Kain tetas 2 buah/dus atau per kandang.
Ø  Nampan 2 buah/dus atau per kandang.
Ø  Pasir.
Ø  Sprayer.
Ø  Kertas koran bekas.
Ø  Paket telur jangkrik yang berisi telur 400 gram/paket.

-          Cara menetaskan:
Ø  Taruh 20 gram telur (1-2 sendok/dus atau per kandang).
Ø  Telur diangin-anginkan terlebih dahulu sekitar 1/2 jam.
Ø  Cuci pasir dengan air panas dan letakkan di atas nampan.
Ø  Nampan diisi pasir (lembab).
Ø  Siapkan kain tetas, lembabkan dengan air yang telah diberi SOC HCS.
Ø  Taruh kain tetas di atas nampan.
Ø  Taburkan telur merata di kain tetas.
Ø  Tutup telur dengan melipat kain tetas.
Ø  Tutup kain tetas dengan kertas koran lembab.
Ø  Jaga kelembaban kain tetas (disemprot tiap hari).

3.      Pemeliharaan dan pembesaran.
-          Pada proses pembesaran, jangkrik diberi pakan yang cukup baik yaitu pakan pelet buatan dan sayuran (wortel, gambas, daun katuk, daun pepaya, sawi, dan lainnya).
-          Pemberian sayuran mengikuti ketentuan berikut masa pertumbuhan hari ke-1 sampai ke-10 sebanyak 2 kali/hari, hari ke-11 sampai ke-30 (1 kali/2 hari) dan masa pertumbuhan lebih dari 30 hari tidak diberi pakan sayur.
-          Tahapan pemberian pakan sayuran:

Ø  Cuci dan tiriskan sayuran.
Ø  Iris tipis sayuran yang sudah tiris.
Ø  Angin-anginkan sekitar lima menit.
Ø  Pakai alas lebih baik ketika menganginkan.
Ø  Buang sisa sayuran yang tidak dimakan sebelum diganti, sebaiknya sore hari.
Ø  Untuk minuman diberikan dalam pasir lembab, semprot dengan larutan SOC HCS.
Cara penggunaan SOC HCS.
a.       Siapkan air secukupnya.
b.      Beri SOC HCS dengan perbandingan 1 cc : 2 ltr air.
c.       Larutkan gula pasir/gula kelapa ½ sendok teh.
d.      Diamkan selama 15 menit lalu semprotkan pada pasir sampai lembab.
e.       Bahan pakan dan minum.
f.        
4.      Pakan.
-          Dibutuhkan 6 kg pakan per dus/kandang sampai panen
-          Berikan sesuai kebutuhan
-          Pakan hendaknya habis tiap hari
-          Pemberian pakan dua kali sehari
-          Pakan diletakkan di tengah kotak
-          Pakai alas lebih baik
-          Di atap rumah jangkrik (semprot terlebih dahulu)
-          Pakan buatan Astrik diletakkan tipis merata (tidak menggunung).

5.      Minum.
-          Masa Pertumbuhan 1-10 hari minuman diberikan di:
Ø  Spon/busa dibasahi dalam wadah/nampan beralas pasir atau kain di tengah kotak, yang telah dibasahi dengan larutan SOC HCS.
Ø  Semprot atap rumah jangkrik.
Ø  Kontrol pakan dua kali sehari.

-          Masa Pertumbuhan lebih dari 10 hari minuman diberikan di:
Ø  Nampan penetasan yang diisi kerikil dan air.
Ø  Tambah air kalau kurang.

-          Hal-hal yang perlu diperhatikan :
~ Jangkrik tumbuh kerdil karena bibitnya buruk atau suhu kandang lebih dari 30 derajat C (terlalu panas).
~ Kanibalisme atau saling memakan antar jangkrik disebabkan kurang makanan/sayur, kurang minum, atau kurang rumah/persembunyian.
~ Jangkrik mencret diakibatkan makanan tak teratur dan suhu yang kurang baik.
~ Hati-hati terhadap perangkap yang menyebabkan jangkrik meloloskan diri dan tidak nyaman seperti Lakban terbuka, ada lubang Lakban, air tergenang, lubang pinggir dinding, dan lubang kecil untuk kabur.
~ Penting membersihkan kandang sebelum digunakan
kembali dengan kuas/sikat gigi bekas, semprot dengan larutan sirih atau desinfektan, lalu jemur di sinar matahari langsung selama dua hari.

6.      Tahap panen dan pemasaran
            Jangkrik bisa dipanen pada umur 35 hari yaitu ketika sudah bersayap. Panenan jangkrik (yang sehat, tidak ada luka atau anggota badan lepas).

Untuk hasil yang lebih maksimal gunakan “probiotik” SOC HCS.

TANAM JAHE DI POLIBAG




TANAM JAHE…KEUNTUNGAN TIDAK SEPELE…!!!



            Memilih tanaman budidaya yang tepat memang sangat berpengaruh pada hasil dan keuntungan yang akan didapat, namun jika terlalu lama memilih tanaman yang tepat maka keuntungan yang diharap akan terlewat karena musim, dan harga biasanya berkaitan, dimana musim yang kurang mendukung harga komoditi tertentu mencapai harga tertinggi, dan sebaliknya saat musim baik dan banyak orang berbudidaya biasanya hargapun juga turun hal ini sesuai dengan hukum ekonomi. Untuk mencegah hal itu terjadi, maka Petani tak perlu tunggu musim atau rame- rame menanam, sehingga tidak lagi terjadi “panen massal”, dengan demikian tak perlu terjadi penurunan harga dikarenakan terlalu banyak stok dan menurunnya jumlah permintaan. 

            Kita tentukan saja pilihan kita kali ini pada tanaman budidaya Jahe Merah. Tanaman ini tak terlalu sulit dalam berbudidayanya. Cukup di sela-sela tanaman pokok (sengon, kopi, atau tanaman buah-buahan ), Media tanam bisa menggunakan Karung/Glangsing/Polybag yang telah diisi Bokashi dan tanah dengan perbandingan 1: 3. Pengisian media tanam awalnya hanya perlu diisi setinggi kira-kira 15 cm.
            Sebagai pertimbangan nilai ekonomi Polybag yang diisi 2 - 3 tunas bibit Jahe seharga Rp. 500,-  dalam waktu 8 - 10 bulan bisa berkembang menjadi 20 kg. (jika menggunakan cara konvensional, estimasi 1 rumpon hanya kisaran 2 kg). Misalnya estimasi harga ± Rp 25.000 –  Rp. 40.000, maka per polybag dapat menghasilkan Rp. 500.000,- sampai Rp. 800.000,-. Jika Anda mempunyai 100 polybag saja maka estimasi Hasil kotor yang anda peroleh adalah Rp. 50.000.000,- sampai Rp. 80.000.000,- Sebuah keuntungan yang sangat fantastis bukan…??? Itulah potensi keuntungan yang bisa kita dapatkan, tentu dengan POLA HCS, bukan Pola Konvensional. 

            Dengan perawatan sangat sederhana yakni pemupukan berkala dengan Bokashi dan SOT HCS yang dikocorkan maupun disemprot pada bibit yang ditanam, penyemprotan dan pengocoran SOT hanya perlu dilakukan 2 minggu sekali dan penambahan Bokashi dilakukan seiring pertumbuhan tunas sampai Polybag terisi dengan ketinggian 80%. Setelah Polybag terisi Tanah dan Bokashi, maka yang dilakukan tinggal perawatan sampai panen, antara 8 – 10 bulan. 

            Dan seandainya semua mau bergerak memanfaatkan tanah kosong , di pot-pot, polybag, atau pekarangan kita yang tersisa, meskipun tak begitu luas seperti program pemerintah ‘Apotik Hidup’ beberapa tahun lalu, maka kampung tempat kita tinggalpun akan mampu swasembada Jahe, bahkan tak menutup kemungkinan menembus pasar dunia.


Bagaimana..Siap Menerima Tantangan…???
GO….SUCCESS…!!!

belut organik 4 bln panen




BELUT ORGANIK 4 BLN PANEN



Membesarkan belut hingga siap panen dari bibit umur 1-3 bulan butuh waktu 7 bulan. Namun dengan POLA INTENSIFIKASI, mampu menyingkatnya menjadi 4 bulan. Kunci suksesnya antara lain terletak pada media dan pengaturan pakan.
Belut yang dipanen rata-rata berbobot 400 g/ekor. Itu artinya sama dengan bobot belut yang dihasilkan peternak tradisional, cuma waktu pemeliharaan yang dilakukan lebih singkat 3 bulan.
Oleh karena itu, biaya yang dikeluarkan pun jauh lebih rendah. Selain menekan biaya produksi, panen dalam waktu singkat itu mampu mendongkrak ketersediaan pasokan.
Untuk pengelolaan Belut Intensifikasi  hanya mengeluarkan biaya kisaran Rp8.000 untuk setiap kolam berisi 200 ekor. Padahal, biasanya para peternak tradional paling tidak menggelontorkan Rp14.000 untuk pembesaran jumlah yang sama. Semua itu karena menggunakan media campuran untuk pembesarannya.

Media campuran
Belut akan cepat besar jika medianya cocok. Media yang digunakan terdiri dari lumpur kering, kompos, jerami padi, pupuk Bokashi, dan mikroorganisme stater/Probiotik SOT dan SOC. Peletakkannya diatur: bagian dasar kolam dilapisi jerami setebal 50 cm. Di atas jerami disiramkan 1 liter mikroorganisma stater SOT. Berikutnya kompos/bokashi setinggi 5 cm. Media teratas adalah lumpur kering setinggi 25 cm yang sudah dicampur Bokashi sebanyak 5 kg.

Karena belut tetap memerlukan air sebagai habitat hidupnya, kolam diberi air sampai ketinggian 15 cm dari media teratas. Jangan lupa tanami eceng gondok sebagai tempat bersembunyi belut. Eceng gondok harus menutupi ¾ besar kolam.

Bibit belut tidak serta-merta dimasukkan. Media dalam kolam perlu didiamkan selama 2 minggu agar terjadi fermentasi. Media yang sudah terfermentasi akan menyediakan sumber pakan alami seperti jentik nyamuk,zooplankton, cacing, dan jasad-jasad renik. Setelah itu baru bibit dimasukkan.

Pakan hidup
Sifat kanibalisme yang dimiliki Monopterus albus itu tidak terjadi selama pembesaran. Asal, pakan tersedia dalam jumlah cukup. Saat masih anakan belut tidak akan saling mengganggu. Sifat kanibal muncul saat belut berumur 10 bulan, ujarnya. Sebab itu tidak perlu khawatir memasukkan bibit dalam jumlah besar hingga ribuan ekor.

Dalam 1 kolam berukuran 5 m x 5 m x 1 m, dapat dimasukkan hingga 10.000 bibit.
Pakan yang diberikan harus segar dan hidup, seperti ikan cetol, ikan impun, bibit ikan mas, cacing tanah, belatung, dan bekicot. Pakan diberikan minimal sehari sekali di atas pukul 17.00. Untuk menambah nafsu makan dapat diberi temulawak Curcuma xanthorhiza. Sekitar 200 g temulawak ditumbuk lalu direbus dengan 1 liter air. Setelah dingin, air rebusan dituang ke kolam pembesaran. Pilih tempat yang biasanya belut bersembunyi.

Pelet ikan dapat diberikan sebagai pakan selingan untuk memacu pertumbuhan. Pemberiannya ditaburkan ke seluruh area kolam. Tak sampai beberapa menit biasanya anakan belut segera menyantapnya. Pelet diberikan maksimal 3 kali seminggu. Dosisnya 5% dari bobot bibit yang ditebar. Jika bibit yang ditebar 40 kg, pelet yang diberikan sekitar 2 kg.

Probiotik Plus SOC diberikan tiap 2 minggu sekali, sebagai perangsang nafsu makan sekaligus untuk menambah microorganisme pengurai agar kotoran yang dikeluarkan belut bisa secepatnya terurai.

Hujan buatan
Selain pakan, yang perlu diperhatikan kualitas air. Bibit belut menyukai pH 5-7. Selama pembesaran, perubahan air menjadi basa sering terjadi di kolam. Air basa akan tampak merah kecokelatan.

Penyebabnya antara lain tingginya kadar amonia seiring bertumpuknya sisa-sisa pakan dan dekomposisi hasil metabolisme. Belut yang hidup dalam kondisi itu akan cepat mati. Untuk mengatasinya, pH air perlu rutin diukur. Jika terjadi perubahan, segera beri penetralisir.

Kehadiran hama seperti burung belibis, bebek, dan berang-berang perlu diwaspadai. Mereka biasanya spontan masuk jika kondisi kolam dibiarkan tak terawat. Kehadiran mereka sedikit-banyak turut mendongkrak naiknya pH karena kotoran yang dibuangnya. Hama bisa dihilangkan dengan membuat kondisi kolam rapi dan pengontrolan rutin sehari sekali.

Suhu air pun perlu dijaga agar tetap pada kisaran 26-28oC. Peternak di daerah panas bersuhu 29-32oC, seperti Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi, perlu hujan buatan untuk mendapatkan suhu yang ideal. Penggunakanshading net dan hujan buatan untuk bisa mendapat suhu 26oC. Bila terpenuhi pertumbuhan belut dapat maksimal.

Shading net dipasang di atas kolam agar intensitas cahaya matahari yang masuk berkurang. Selanjutnya 3 saluran selang dipasang di tepi kolam untuk menciptakan hujan buatan. Perlakuan itu dapat menyeimbangkan suhu kolam sekaligus menambah ketersediaan oksigen terlarut. Ketidakseimbangan suhu menyebabkan bibit cepat mati.

Jika tidak bisa membuat hujan buatan, dapat diganti dengan menanam eceng gondok di seluruh permukaan kolam. Dengan cara itu bibit belut tumbuh cepat, hanya dalam tempo 4 bulan sudah siap panen.

lele makan kotaran ayam


Ikan lele organik mempunyai beberapa kelebihan dari lele non organic. 
Terutama dari segi penghematan biaya pakan, rasa, dan manfaatnya untuk kesehatan.

Budidaya ikan lele sudah ada dimana-mana karena memang banyak sekali peminatnya, namun tidak sedikit yang gulung tikar sebab harga pakan lele terus melambung. Harga pakan lele yang mahal tak sebanding dengan hasil panen dan jerih payahnya.

Akan tetapi bagi peternak lele organik, mahalnya harga pakan tidak jadi soal. Sebab memang mereka tidak menggunakan pakan yang mahal itu, tapi membuat pakan sendiri dari kotoran sapi/kambing/ayam.

Oleh karena itu banyak sekali yang bertanya tentang Cara budidaya lele organik.
Budidaya lele dengan pakan organik dari kotoran ternak banyak sekali manfaatnya. Diantaranya adalah :
  1. Kandang ternak menjadi lebih bersih.
  2. Hemat biaya perawatan.
  3. Air kolam tidak berbau busuk.
  4. Tidak perlu mengganti air kolam.
  5. Lele organik mempunyai rasa yang lebih gurih.
  6. Memberi pendapatan tersendiri bagi peternak sapi/kambing/ayam disekitar.
  7. Bobot ikan lele lebih berat dan harga jualnya lebih tinggi.
  8. Lebih aman untuk kesehatan.
  9. Nilai gizinya lebih tinggi dan kolesterolnya lebih rendah.
  10. Air bekas budidaya lele organik sangat baik untuk memupuk tanaman.
  11. Dan masih banyak lagi.
Budidaya ikan lele organik sangat hemat biaya, sebab harga pakan lele pabrikan yang berbentuk pelet harganya terus mengalami kenaikan, saat ini sudah di atas Rp.8.000 . Sedangkan membuat sendiri pakan lele organic, hanya perlu biaya kisaran Rp.2.000 per kilogram.

Perbandingan
Untuk 1 ton ikan lele siap konsumsi, pakan yang dibutuhkan jika menggunakan pelet bisa mencapai 1 ton. Sedangkan jika menggunakan pakan organik Cuma membutuhkan sekitar 230 kilogram.

Bobot ikan lele organik juga lebih berat dari non organik. Satu kilo gram ikan lele non organik, umumnya isinya berjumlah 8 sampai 9 ekor. Sedangkan lele organik jumlah perkilo gramnya hanya 7 sampai 8 ekor, dengan besaran fisik yang sama.

Cara budidaya lele organik ada beberapa tahap :
                             Tahap kesatu :
-   Penebaran benih kedalam kolam yang telah berisi air (tahap awal, kedalaman air tak lebih dari 30cm) yang sudah dikondisikan cukup untuk pesediaan pakan selama 29 hari berupa plankton.
Sarana pembuatan plankton dengan bahan dasar kotoran ternak dan ampas tahu atau sayur limbah yang telah difermentasi dengan SOC HCS, selama 24 jam, lalu dimasukkan dalam karung goni yang tertutup rapat sebanyak 6 karung, Kemudian 6 karung tadi dimasukkan dalam air, untuk memicu pertumbuhan plankton sebagai makanan alami ikan.
Setelah 15 hari dalam kolam, maka air kolam telah dipenuhi oleh plankton yang cukup untuk persediaan pakan alami sampai 29 hari.
Jangan lupa, sehari sebelum benih ditaburkan, larutkan SOC HCS dengan perbandingan : per 2 m3 dengan 1 tutup botol.

Tahap kedua :
- Setelah 15 hari, maka kolam telah siap ditaburi benih. Lakukan beberapa hal untuk proses penebaran benih sebelum masuk ke air kolam, adalah sebagai berikut :
Ø  Siapkan air secukupnya dalam 3 ember/timba.
Ø  Ember/Timba yang pertama, larutkan formalin atau alcohol 20%.
Ø  Ember/Timba yang kedua, larutkan SOC dengan dosis 1cc SOC : 2 ltr air.
Ø  Ember/Timba yang ketiga, isilah dengan air kolam yang akan diisi benih.
- Siapkan benih yang akan ditebar, angkat dari air dengan saringan ikan.
- Secepatnya celupkan ke dalam air larutan formalin/alcohol 20%
- Lalu celupkan pada ember ke 2 dengan larutan SOC HCS, lalu angkat.
- Masukkan ke dalam ember ke tiga yang berisi air kolam dengan tujuan agar benih secepatnya bisa menyesuaikan diri dengan suhu air kolam.
- Masukkan perlahan ke dalam kolam pembesaran.
- Anda tak perlu memberi makanan apapun sampai 29 hari, kecuali menaburkan SOC HCS pada minggu ke-2 dan ke-4.
- Setelah umur 29 hari, angkat ke enam karung tersebut dan ganti dengan yang baru, dan kedalaman air ditambah sekitar 20 cm.

·                                   Tahap selanjutnya, Pemberian pelet buatan dari kotoran ternak, ampas tahu, bekatul, dedaunan dan difermentasi dengan SOC HCS selama 24 jam untuk pellet apung.
Pemberian pellet buatan ini bisa dilakukan sampai panen.

·                                     Tahap berikutnya adalah masa pemanenan lele organik.
Lele organik siap dipanen pada minggu kedelapan. Cara pemanenan lele organik sama halnya dengan pemanenan lele biasa alias tidak ada perlakuan khusus.

Cara membuat pakan lele organik
Saya tahu, poin yang terakhir ini yang paling anda tunggu bukan…he…he…he..
Baiklah, cara membuat pakan lele organik sangat mudah sekali.
Kumpulkan limbah kotoran ternak ke dalam bak yang dicampur air beserta bactery starter SOC HCS (bisa anda dapatkan di Mitra-mitra hcs di www.mitraorganik.blogspot.com) untuk mempercepat proses penguraian kotoran ternak. Selang sehari kemudian, dengan proses fermentasi, kotoran ternak yang telah ditambah dengan beberapa bahan untuk menjamin cukupnya asupan Gizi pada Ikan.
Nah sangat mudah bukan..? Intinya anda harus punya kolam atau bak khusus untuk pembuatan pellet organik seperti keterangan diatas.
Di coba saja dulu…anda pasti akan menemukan teori sendiri dari pengalaman anda…!!!